Sabtu, 23 September 2017

Menyepi di Waduk Panji Sukarame, Tenggarong

Bila membicarakan tentang objek wisata di provinsi Kalimantan Timur, kebanyakan orang mungkin akan menjawab Kepulauan Derawan yang memiliki pantai-pantai yang cantik, juga danau Labuan Cermin-nya yang ikonik. Padahal, di Kalimantan Timur ada banyak sekali objek wisata yang masih belum diketahui banyak orang. Seperti misalnya, objek-objek wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten yang merupakan rumah bagi kerajaan tertua di Indonesia ini pun memiliki banyak objek wisata yang sayangnya masih kurang populer. Padahal, objek wisata di Kutai Kartanegara ini dapat dibilang lengkap—Anda ingin pergi ke hutan ataupun pantai, ada! Anda ingin wisata sejarah dan budaya, banyak! Anda ingin menenangkan diri di tempat wisata alam buatan, bisa!

Pada post kali ini, saya akan membahas mengenai Waduk Panji Sukarame yang berada di Tenggarong, salah satu kecamatan di Kutai Kartanegara. Saya merasa bersyukur dapat menyambangi waduk Panji selama 13 hari saya stay di Tenggarong bulan Juli lalu. (By the way, saya pergi ke Tenggarong untuk menyaksikan festival adat tahunan, EIFAF atau Erau & International Folk Arts Festival).

Waduk Panji


Waduk Panji Sukarame berada di kelurahan Panji, sebelum Museum Kayu. Waduk ini merupakan sebuah danau buatan yang terdapat di dalam area seluas kurang lebih 32 ha. Tidak hanya ada waduk, di area-nya pun terdapat kebun anggrek (yang sayangnya, saat saya datang belum banyak yang berbunga), menara pandang, dan area taman yang dipenuhi oleh pohon-pohon rindang. Saya mengunjungi Waduk Panji pada hari Senin, 31 Juli lalu. Tiket yang dikenakan bagi pengunjung adalah Rp 8000,-.
Saat masuk, pengunjung akan langsung disambut oleh pemandangan waduk dengan air yang berkilauan tertimpa sinar matahari. Langit yang biru cerah dan pepohonan hijau yang mengelilingi area waduk turut menambah keasriannya. Tidak banyak pengunjung yang datang di hari itu—saat kami berada di waduk pun hanya ada kurang lebih 10 orang lagi yang datang setelah kami, mungkin karena hari itu merupakan hari kerja. Ada pula beberapa warga sekitar yang sedang memancing. Indah dan sepi; cocok bagi orang yang ingin mencari ketenangan.
Di pinggir danau, ada beberapa saung yang bisa digunakan untuk duduk-duduk dan berteduh dari terik matahari. Seketika saya membayangkan betapa asyiknya kalau bisa menghabiskan waktu duduk di sini sembari membaca buku.. J
Pada sisi kanan jalan, ada tangga yang mengarah ke taman. Area taman di waduk ini berundak-undak hingga ke atas, dan anak tangganya pun lumayan banyak. Saya yang saat itu datang tanpa membawa bekal air minum dan payung pun mengurungkan niat untuk pergi ke atas taman. Kata partner saya yang merupakan warga Tenggarong, jika naik tangga hingga ke atas, ada jalan ke menara pandang.

Saung

Tangga Taman


 Setelah itu, sambil berjalan santai (dan ambil foto), kami pergi ke kebun anggrek. Ada beberapa petak kebun anggrek yang ditutupi oleh kain jaring. Anggrek-anggrek itu masih berupa dedaunan hijau, belum berbunga. Tidak hanya kebun anggrek, ada pula rumah kaca. Di dalam rumah kaca ini, anggreknya sebagian besar sudah berbunga. Ada yang berwarna ungu muda dan putih. 

Setelah dari kebun anggrek, kami lanjut berjalan ke jembatan. Di sini, ada bapak-bapak yang sedang memancing sambil mengobrol. Selain itu, kami juga bertemu dengan pengunjung-pengunjung lain yang kelihatannya baru datang. Saya berkesimpulan, orang-orang berdatangan ke waduk ini saat sudah menjelang sore hari, agar tidak terlalu panasJ.




Setelah melewati jembatan, lalu belok ke kiri, ada sebuah area berbentuk segi-8 yang cocok untuk duduk-duduk santai, ataupun jadi spot foto portrait (foto di atas)
.
Yap... langsung saja saya jelaskan plus – minusnya dari Waduk Panji ini, ya.
Plus:
  • ·         Cantik! (pastinya)
  • ·         Di sebagian besar area bersih dari sampah
  • ·         Banyak tempat duduk-duduk (saung, kursi-kursi).
  • ·         Ada permainan anak (sepeda air bebek)
  • ·         Banyak pohon
  • ·         Cocok untuk semua usia dan kalangan
  • ·         Cocok untuk jadi lokasi photo shoot (tema prewedding atau pun nature)

Minus:
  • ·         Di satu sudut waduk ada sampah (terlihat di foto 5). Ada pula beberapa botol plastik di dekat area pancing
  • ·         Rumah kaca kurang terawat
  • ·         Di area segi-8, ada kayu yang terbuka
 Tips buat para pembaca yang tertarik mengunjungi Waduk Panji, lebih baik datang pada jam 3 sore karena sinar matahari sudah tidak terlalu terik. Kalaupun ingin datang sebelum jam 3, jangan lupa bawa payung dan bekal minum ya.. :) Di luar waduk ada beberapa kios penjual makanan dan minuman juga. Oh iya, jangan lupa: "jangan tinggalkan apapun kecuali jejak". Selamat menikmati keindahan dan ketenangan Waduk Panji!







nb: Sekedar pengingat untuk  kita semua, di manapun kita berada, janganlah sekali-kali membuang sampah sembarangan. Apalagi membuang sampah di tempat wisata seperti waduk ini, selain akan mengurangi keindahannya, itu pun tidak baik untuk air dan ekosistem yang ada di dalam waduk tersebut (ikan, tanaman air, dll). Waduk bukan tempat sampah, dan ingat, manusia hidup berdampingan dengan alam. Tanpa apa yang diberikan alam, manusia tidak dapat menjalani hidupnya seperti saat ini. Ucapkan terimakasih pada alam dengan tidak membuang sampah sembarangan J.

Sabtu, 02 Mei 2015

sekilas review: Solanin oleh Inio Asano


Solanin adalah komik yang dibuat oleh Inio Asano pada tahun 2006. Komik ini telah diadaptasi menjadi film layar lebar yang disutradai oleh dan diperankan oleh Aoi Miyazaki. Lagu “Solanin” yang menjadi kunci di cerita ini pun telah dijadikan single oleh band Asian Kung-fu Generation, dan lirik lagu tersebut ditulis oleh pengarang komiknya sendiri.

Solanin berkisah tentang persahabatan dan cinta antar 5 orang anak muda yang mengenal satu sama lain sejak di bangku kuliah. Tiga di antara mereka yaitu Taneda, Yamada, dan Katou membentuk sebuah band yang sayangnya belum pernah tampil di panggung sekalipun. Masing-masing dari mereka memiliki masalah dalam hidup, dan bertanya-tanya “apa yang harus saya lakukan? Bagaimana mengenai masa depan?”. Hingga akhirnya suatu peristiwa membuat mereka memikirkan kembali hidup mereka dan memulai sebuah awal yang baru.

Menurut saya, komik ini bagus karena ceritanya yang sangat realistis. Cerita semacam ini dapat terjadi kapan saja dan pada siapa saja. Selain itu, biasanya komik dirancang untuk menghibur, tapi Solanin melakukan dua hal—menghibur saya dan membuat saya berpikir: “apa yang sebaiknya saya lakukan dalam hidup yang sangat singkat ini? Tentu saja saya harus terus bergerak maju dan bukannya diam.” Karena perasaan inilah, saya menempatkan Solanin sebagai salah satu komik favorit saya (meskipun saya belum menonton filmnya T_T).


Tentang pengarang
Inio Asano lahir di Ishioka, Prefektur Ibaraki, Jepang, pada tanggal 22 September 1980. Dia dikenal dengan karya-karyanya yang mencakup surealisme, realism, dan bahkan horror dengan gambar yang simpel, tetapi memiliki pesan yang kuat dan menyentuh. Komik-komik buatan Asano di antaranya What a Wonderful World, Goodnight Punpun, Solanin, Nijigahara Holograph, dan masih banyak lagi. Karya-karyanya tidak hanya diterbitkan di Jepang. What a Wonderful World, Solanin, dan Nijigahara Holograph sudah diterbitkan di Amerika oleh VIZ.